Monday, June 30, 2014

Sensasi Berkendara Bak Pembalap Dengan Subaru


As usual gw bakal nge review tapi bukan soal film kali ini emang sich rada sedikit kurang nyambung dari film ke otomotif secara nih blog movies tapi ya udah lah yah.. tuntutan karir.. nah kali ini gw bakal ngebahas ketangguhan dan sensasi mengendarai mobil sekelas Subaru.

Seperti kita ketahui Subaru adalah merek mobil sekaligus divisi manufaktur otomotif dari Fuji Heavy Industries (FHI). Yang berpusat di Ōta, Prefektur Gunma, Jepang. Subaru sudah dipasarkan di Indonesia sejak awal tahun 1970-an jadi udah nga asing lagi dong sama kekuatan nih mobil nah untuk lebih memperkenalkan teknologi andalnya Symetrical All Wheel Drive Subaru ke khalayak otomotif Tanah Air, Subaru Indonesia menggelar  All Wheel Drive Challange selama tiga hari dari tanggal 27-29 Juni 2014, di Tribeca Park, Central Park Mall, Jakarta Barat.

Dimana dalam Subaru AWD Challange, para pengunjung di tantang mengendarai mobil Subaru Forester dan Subaru XV untuk menaklukan empat rintangan, meliputi cross rollers, shell pits, side ramp dan slip rollers, rintangan-rintangan ini memberikan simulasi kondisi jalan yang sulit dilalui seperti jalan licin dan tidak rata. Disini sensainya gw bilang mengendarai bak pembalap jadi dengan medan-medan jalan tersebut serasa kita lagi berada di arena relly.

Cross Rollers
Shell Pits

Side Ramp
 

Slip Rollers



Selain Subaru AWD Challange, Subaru Indonesia juga memamerkan beberapa produknya seperti crossover Subaru XV dan WRX STI di Lumina Atrium hingga tanggal 29 Juni 2014.

"Tujuannya adalah untuk lebih mengenalkan teknologi Symetrical all wheel drive yang ada pada kendaraan Subaru. Karena, teknologi ini adalah pertama di mobil berpenggerak all wheel drive dan itu hanya ada di Subaru," jelas Sutrisno Lesmono, Deputy General Manager Subaru Indonesia

So Mau buktiin teknologi canggih subaru??
Test Drive yukk...!!!

Sumber : http://www.gatra.com/carsplus-domestik

Sunday, June 29, 2014

How to Train Your Dragon 2 (2014), Potret Persahabatan Naga dan Manusia

Masih ingatkan sama Hiccup, anak dari raja Stoick the Vast yang berhasil mendamaikan perseteruan bangsanya dengan para naga yang sudah berlangsung selama berabad-abad. Jika iya, anggap saja semua yang anda tonton sebagai sebuah dasar untuk film kedua.
Studio Dreamworks sepertinya memang sudah sangat percaya diri bahwa film sekuel animasi terbaru produksi mereka ‘How To Train Your Dragon 2‘ akan ‘meledak’ di box office.
Tanpa harus menunggu filmnya rilis di bioskop pada 13 Juni mendatang, Dreamworks sudah langsung menyiapkan sekuel selanjutnya lagi.
Tak hanya akan menjadi trilogy sampai ‘How To Train Your Dragon 3‘, Pihak Dreamworks juga sudah dipastikan akan membuat ‘How To Train Your Dragon 4‘. Hal ini juga dipengaruhi oleh ramainya pujian untuk film ini saat ditayangkan di Festival film paling bergengsi Cannes di Perancis beberapa waktu lalu. Saat tayang tahun 2010, film pertama ‘How To Train Your Dragon’ sukses meraup untung hampir $500 Juta di seluruh dunia. Tak hanya dari segi finansial, filmnya juga berhasil menyabet dua nominasi piala Oscar untuk musik dan film animasi terbaik di tahun 2011. Sekuelnya ‘How To Train Your Dragon 2‘  menceritakan tentang Hiccup (kembali disuarakan oleh aktor komedi Jay Baruchel) dan Naga kesayangannya “Toothless” berpetualang mengunjungi daerah-daerah baru dan bertemu dengan naga-naga dari daerah lain.
Dalam perjalanan inilah, Hiccup dan Toothless kemudian menemukan sebuah rahasia mengenai gua es yang merupakan markas tersembunyi yang ternyata dihuni oleh ratusan naga dan para penunggang nya. Mereka sema sedang mempersiapkan pertarungan untuk menjaga kedamaian. Selain Jay Baruchel sebagai Hiccup, filmnya juga masih diisi suaranya oleh bintang dari film pertamanya seperti Craig Ferguson, America Ferrera, Jonah Hill, Christopher Mintz-Plasse, T.J. Miller, Kristen Wiig, Kit Harrington, dan Gerard Butler.

Pasalnya, berbeda dengan film pertama yang cenderung biasa, film kedua dari How to Train Your Dragon bakal membawa kita menelusuri cerita yang jauh lebih dalam dan lebih megah ketimbang film sebelumnya. Titik klimaks juga akan diperlihatkan lewat pertempuran seru melawan Drago Bludvist yang diceritakan sebagai salah satu pembenci naga yang paling disegani, termasuk oleh Stoick the Vast sendiri.
Ceritanya, bermula dari Hiccup dan naganya, Toothless (naga berjenis Night Fury) yang membolos dari pertandingan mirip Quidditch di Harry Potter yang belakangan jadi hiburan tersendiri di village of Berk, desa tempat Hiccup tinggal.
Sempat diberi wejangan oleh Stoick the Vast untuk meneruskan tahta, Hiccup yang belum yakin dengan kemampuannya pun menjadi gundah dan memilih untuk menjelajah bersama Toothless, dan kekasihnya, Astrid.
Siapa sangka, dari hasil jelajahannya itu, Hiccup menemukan beberapa pihak yang masih antipati terhadap para naga. Dari situ juga, Hiccup sadar kalau Village of Berk bakal menghadapi masalah serius terkait kehadiran para penangkap naga yang dipimpin langsung oleh Drago Bludvist.
Jujur saja, ketika memutuskan untuk menonton film karya sutradara Dean DeBlois ini, ada sedikit kekhawatiran dengan rasa bosan atau ceritanya yang biasa-biasa saja. Terlebih, setelah film pertamanya sukses besar, adaptasi dari novel karangan Cressida Cowell ini pun sempat digubah menjadi miniseri yang hingga kini masih bisa disaksikan di salah satu saluran televisi kabel.
Tapi ternyata, pendapat seperti itu salah besar. Dengan kondisi dimana tokoh-tokohnya sudah terlanjur familiar, DeBlois justru semakin mampu mengarahkan film ini ke arah yang jauh lebih kompleks dari sebelumnya. Kemunculan karakter Valka yang tak lain adalah ibu dari Hiccup juga berhasil menjadi poin penting dari film ini.
Kalau dipikir-pikir, rasanya seperti melihat gabungan antara Avatar dan Godzilla dengan cara yang lebih manis. Jadi, semisal anda sedikit meragukan tingkat keseruan yang dimiliki film ini, segera lelehkan keraguan tersebut dan bahagiakan keluarga anda melalui adegan-adegan seru khas studio Dreamworks.
Sumber : http://showbiz.liputan6.com 
Score : 8.5 dari 10

Directed by Dean Deblois Produced by Bonnie ArnolMichael A. Connolly, Doug Davison, Dean Deblois Angelin Written by Cressida Cowell, Dean Deblois Starring Jay Baruchel, Cate Blanchett, Gerard Butler, Craig Ferguson, America Ferrera, Jonah Hill Music by John Powell Editing by John K. Carr Studio Dreamworks Running time 45 minutes Country United States Language English

Sunday, June 8, 2014

Review Film Maleficent (2014): Maleficent Memang Magnificent!
Maleficent/blogspot.com
Maleficent/blogspot.com

Sinopsis:
Dikisahkan kehidupan seorang peri anak-anak yang tinggal di sebuah hutan rahasia bernama Moors jauh dari kastil kerajaan. Peri yang bernama Maleficent ini hidup bahagia bersama makhluk-makhluk ajaib di hutan tersebut. Walau tidak mempunyai ayah dan ibu, Maleficent tidak pernah kesepian di hutan tersebut. Wajahnya yang rupawan dengan kekuatan sihir yang luar biasa semakin sempurna dengan kebaikan hatinya. Sementara itu sayapnya yang besar semakin memberikan kekuatan tak tertandingi. Sayap ini juga yang menjadi symbol keperkasaannya. Maleficent tumbuh menjadi pelindung bagi Moors dan selalu menjaga kedamaian di sana. Suatu hari, seorang anak kecil bernama Stefan berusaha masuk ke Moors dan mencuri sebutir berlian. Tindakan tersebut diketahui oleh Maleficent dari penjaga gerbang Moors, hingga akhirnya Ia meminta kembali berlian itu.
Pertemuan ini menjadi awal hubungan persahabatan Stefan dan Maleficent. Hingga saat Maleficent berusia 16 tahun, Stefan memberikannya ciuman yang dinamakan ciuman sejati. Maleficentpun mulai mencintai Stefan dan sejak itu selalu menunggu pria tersebut di Moors. Sementara itu, Stefan dengan segala ambisinya berusaha menjadi penguasa di kerajaan. Ia pun menjadi salah satu pengawal raja Henry. Saat Maleficent masih menunggu Stefan, Raja Henry merencanakan penyerangan ke Moors untuk merebut harta yang tersimpan di dalamnya. Akhirnya, Terjadilah peperangan Raja Henry dengan Maleficent. Dengan kekuatan sihirnya, Maleficent berhasil melumpuhkan pasukan kerajaan dan melukai Raja Henry. Kemudian Henry membuat suatu perjanjian kepada semua pengawalnya bahwa siapapun yang berhasil membunuh Maleficen, maka Ia berhak menjadi penerusnya.
Ambisi Stefanpun memuncak mendengar hal tersebut. Ia langsung mendatangi Maleficent ke Moors. Dengan berpura-pura baik, Ia berhasil mengelabui Maleficent hingga tertidur dan berniat membunuhnya. Karena tidak tega, Stefan mengambil sayap Maleficent dan mempersembahkannya ke raja Henry. Stefan kemudian diangkat menjadi raja dan menikahi Putri Henry. Kebahagiaan Stefan kontras dengan Maleficent yang menderita kesakitan karena kehilangan sayapnya. Namun tak lama, Maleficent kembali bangkit dan memulihkan kekuatannya walau tanpa sayap besarnya. Kekuatannya pulih, namun Ia bukan lagi Maleficent yang dulu. Kini dendam dan sakit hati menguasai hatinya dan kemurunganpun membayangi Moors.
Dendam Maleficent kian menjadi-jadi ketika istri Stefan melahirkan seorang putri yang bernama Aurora. Di hari pembaptisan Aurora, Maleficent mendatangi kerajaan dan mengutuk bayi tersebut. Seperti naskah aslinya, kutukan yang diberikan Maleficent adalah di usia 16 tahun, Putri Aurora akan tertusuk jarum mesin pemintal dan akan tertidur selamanya. Ia hanya akan terbangun oleh ciuman sejati.
Takut akan kutukan tersebut, Stefan mengungsikan Aurora ke hutan dan dirawat oleh tiga peri kecil yang selanjutnya berubah menjadi tiga wanita desa yang menyamar. Tak hanya itu, Stefan terus mengirimkan prajuritnya untuk menghancurkan Moors, namun selalu gagal. Kehidupan Stefanpun dihantui rasa takut dan paranoid akan kutukan itu. sementara itu, Maleficent selalu mengawasi keseharian Aurora dan tiga peri yang tidak lihai mengurusnya. Keluguan dan kelucuan wajah Aurora berhasil mengubah dendam Maleficent secara perlahan. Bahkan penyihir yang sakit hati ini selalu melindungi Aurora dari kejauhan, dan menghadirkan kelucuan saat ‘menjahili’ ketiga peri yang mengasuh Aurora.
Maleficent bersama The Little Aurora (usmagazine.com)
Maleficent bersama The Little Aurora
Aurorapun tumbuh remaja dan pada akhirnya bertemu secara langsung dengan Maleficent. Gadis yang diperankan oleh Elle Fanning ini bertransformasi menjadi gadis cantik dan tulus tak berbeda dengan Maleficent remaja. Maleficent melihat kesamaan dirinya dengan gadis itu dan semakin menyayanginya. Dendam itupun telah sirna dan Maleficent berusaha menarik kembali kutukan yang diberikannya, namun tidak bisa. Sementara itu, Aurora  semakin akrab dengan Maleficent yang disebutnya sebagai Ibu pelindung. Dan semakin sering berkunjung ke Moors yang tidak terlalu jauh dari pondoknya.
Sehari sebelum ulang tahun yang ke-16 Aurora akhirnya mengetahui asal-usulnya dan kutukan tersebut dari tiga peri pengasuhnya. Setelah mengetahui Maleficent yang mengutuknya, Aurora beralih membenci Maleficent. Aurorapun pergi meninggalkan pondoknya menuju kastil raja. Melihat putrinya yang datang, Stefan langsung mengurung Aurora sebagai wanti-wanti akan kutukan itu.
Sementara itu, Maleficent mencari seorang pria yang bernama pangeran Philip yang sebelumnya pernah bertemu dengan Aurora. Walau tak percaya dengan adanya Ciuman sejati, Maleficent berusaha menyelamatkan Aurora melalui Philip (ini tidak ada di naskah asli). Sesampainya di istana, Philip mencium Putri Aurora. Namun sayangnya kutukan itu tidak pudar, Putri Aurora tetap tertidur tak berdaya. Putus asa, Maleficentpun menyesali perbuatannya yang kejam. Sambil mengucapkan selamat tinggal, Ia mencium kening Aurora. Dan keajaibanpun terjadi, Aurora tersadar dan kutukan itupun berakhir.
Aurora dan Philip/nocookie.net
Aurora dan Philip/nocookie.net
Kemudian, Aurora memutuskan untuk kembali ke Moors bersama Maleficent. Namun dihadang oleh Stefan dan pasukannya yang kemudian menjebak Maleficent. Pertarunganpun terjadi antara Stefan dan Maleficent bersama pengawalnya Diaval diperankan oleh Sam Riley. Maleficent kewalahan dan hampir dikalahkan oleh Stefan. Beruntungnya, Aurora tak sengaja menemukan sayap Maleficent yang dipajang di kamar ayahnya. Penasaran Ia membukanya dan akhirnya sayap itu hidup kembali dan menuju pemiliknya, Maleficent. Dengan kembalinya sayap tersebut, kekuatan Maleficent kembali sempurna. Dengan kepakan sayapnya ia berhasil menaklukkan Stefan dan pasukannya. Kematian Stefan menjadikan Aurora sebagai penerus tahta. Bersama Maleficent, Istana dan Moorspun bersatu di bawah kekuasaan Ratu Aurora.
Magnificient!
Dari awal diputar, mata penonton memang dimanjakan oleh keindahan Moors dan Maleficent kecil yang jelita, diperankan oleh Isobelle Molloy. Dengan kekuatan sihirnya, Ia memperbaiki dahan pohon yang patah. Punggungnya yang dihiasi sayap hitam besar semakin menunjukkan keindahan layar bioskop. Maleficent remaja yang diperankan oleh India Eisley semakin mencerahkan layar bioskop seiring pertumbuhan sayapnya yang sangat menakjubkan. Penampilannya semakin menakjubkan dengan bibir merah, tanduk besar dan sayap yang sempurna dan dibalut dengan wajah cantik Angelina Jolie.
Tiga Peri pengasuh Aurora (cn360.files.wordpress.com)
Tiga Peri pengasuh Aurora (cn360.files.wordpress.com)
Aksi Jolie terbang mengibarkan sayapnya dan menerjang angin melewati awan-awan indah semakin memanjakan penonton. Aksi sihirnya membuat perubahan pohon-pohon di Moors menjadi ular besar dan prajurit-prajurit juga seakan menunjukkan kualitas grafis yang ditampilkan. Sihir Jolie yang mengubah gagak (Diaval) menjadi beberapa wujud seperti manusia, kuda, hingga naga ganas) juga berhasil ditampilkan sempurna dan tampak nyata.
Layar raksasa pun akan semakin memukau dan indah menyaksikan acting lintas generasi Elle Fanning dan Angelina Jolie. Magnificient!
Pesan Implisit
Maleficent menunjukkan sisi lain dari tokoh antagonis yang biasa menjadi Public Enemy. Maleficent tak serta merta menjadi ‘jahat’ tanpa sebab, keserakahan Stefan menjadi awal perubahannya menjadi demikian. Ambisi Stefan yang membutakan matanya justru membuat kehidupannya tidak nyaman sekalipun berhasil menjadi raja. Sedangkan tokoh Penyihir yang biasanya dibenci dan paling ditakuti oleh anak-anak, menjadi berbeda setelah menyaksikan Maleficent. Angelina Jolie yang menggambarkan sosok penyihir anggun dan cantik serta baik hati mungkin akan mematahkan hal tersebut. Karakter Maleficent mungkin akan menjadi ikonik juga dan akan diingat.
Catatan
Dari situs IMDb, Maleficent mendapatkan rating 7.5/10.
Dari peluncuran di minggu pertamanya saja, Maleficent mengumpulkan pendapatan $69.4 Juta dan berhasil memuncaki Chart Box Office Movie USA untuk minggu ini mengalahkan X-MEN:Days Of Future.
Berbagai komentar positif juga menghujani film pertama Angelina Jolie ini di tahun 2014. Untuk yang menyukai dongeng dan Film Disney wajib menonton film ini! Top Recommended.
Penyihir jahat menjadi Peran utama?
Tentunya ini hal baru bagi film-film Disney selama ini. Tokoh-tokoh utama yang biasa diangkat oleh Disney dan menjadi judul filmnya biasanya adalah tokoh protagonist yang kemudian dicintai oleh penonton yang membuat semuanya menjadi ikonik dan dikenang sepanjang masa. Sementara tokoh antagonis yang biasanya adalah penyihir jahat hanya akan dikenal sebagai penyihir saja, penonton mungkin tidak ingat siapa nama dari penyihir tersebut atau bahkan mungkin tak ingin tahu. Namun kali ini Disney tampaknya ingin menjadikan semua peran dalam dongeng dikenal.
Angelina Jolie memerankan Maleficent
Maleficen Jolie (usmagazine.com)
Maleficen Jolie (usmagazine.com)
Siapa tidak kenal Angelina Jolie? Gadis yang tangguh di film Tomb Rider atau detektif yang seksi di film sukses Mr. and Mrs, Smith. Kepiawaian acting istri dari Brad Pitt ini mungkin tak bisa dipungkiri lagi. Berbagai film action, thriller dan drama berhasil dimainkannya. Maka tak heran banyak yang menanti penampilannya dalam film baru.  Bahkan kehadirannya di film ini juga menjadi magnet kuat yang dapat menarik banyak penonton. Berperan sebagai villain di film dongeng ala Disney menjadi pengalaman pertama bagi Jolie. Kapan lagi melihatnya menjadi peran antagonis di film? Ini saatnya…karena Angelina Jolie adalah Maleficent!
Berbeda dengan Dongeng asli
Maleficent di Sleeping beauty (doctordisney.com)
Maleficent di Sleeping beauty (doctordisney.com)
Sebelum Maleficent, Disney pernah mengangkat dongeng Snow White and The Huntsman tahun lalu yang diperankan oleh Kristen Stewart. Kisah film tak berbeda jauh dengan naskah aslinya, jadi penonton sudah tahu akan alur ceritanya. Namun kali ini, sang sutradara Robert Stromberg mengangkat sisi lain dari dongeng Sleeping Beauty yang menjadi cerita utama di film ini.
Sumber : http://hiburan.kompasiana.com/diakses pada 09 June 2014 11:30

Score : 7.5 dari 10


Directed by Robert Stromberg  Produced by Joe Roth , Sarah Bradshaw, Angelina Jolie Written by Paul Dini, Linda Woolverton Starring , , , , , , , Music by James Newton Howard Cinematography Dean Semler  Editing by Chris Lebenzon  , Richard Pearson Studio Walt Disney Picture Running time 97 minutes Country United States Language English